Untuk mendapatkan pembakaran sempurna maka diperlukan perbadingan antara fuel atau bahan bakar dengan udara sebanyak 1 : 14,5. Dengan terjadinya pembakaran sempurna maka emisi gas buang seperti CO, NOx,dll bisa dikurangi.
Pada unit alat berat terdapat istilah air excess ratio yang merupakan jumlah udara yang ditingkatkan jumlahnya agar semakin banyak udara yang masuk ke ruang bakar. Besarnya air excess ratio berkisar 1,5 - 2x berarti perbandingan jumlah bahan bakar dengan udara menjadi 1 : 21,75 - 29.
Untuk memperbanyak jumlah udara yang masuk maka pada engine atau mesin dipasang parts yang bernama turbocharger dan aftercooler. Untuk memantau keberhasilan kinerja turbocharger dan aftercooler maka terdapat parameter yang bernama boost pressure.
Boost pressure merupakan angka yang menunjukkan tekanan udara di intake system setelah tuebocharger dan aftercooler. Oleh karenanya port pengukuran boost pressure berada di bagian intake manifold. Satuan pada saat pengukuran boost pressure adalah mmHg atau kPa.
Karena yang dilakukan pengukuran adalah udara maka peralatan yang digunakan seperti hose dan pressure gauge tidak boleh terkontaminasi dengan oli. Sehingga apabila hose atau pressure gauge terdapat oli di linenya, maka hasil pengukuran tidak bisa terbaca di pressure gauge.
Bila boost pressure rendah atau tidak tercapai maka efek nyata yang bisa terlihat adalah asap dari gas buang menjadi warna hitam pekat. Hal ini terjadi karena udara yang masuk ke ruang bakar berkurang dan controller berusaha untuk mempertahankan power engine dengan cara menambah jumlah fuel atau solar yang dikirim oleh injector ke ruang bakar. Sehingga berakibat langsung kepada fuel yang boros.
Kemungkinan penyebab boost pressure rendah :
1. Kebocoran di jalur intake system.
2. Kerusakan pada impeller turbocharger.
3. Air cleaner buntu.
4 . Aftercooler buntu.
5. Aftercooler retak sehingga udara bocor keluar.
Jalan Tol Jombang, 1 April 2022.
Posting Komentar