Resume discussion Remove & Install PTO
NPE & Big Digger & Excavator
I. STRUCTURE & FUNCTION
1. PTO /
Splitter Box case
Case PTO dipasang menempel pada flywheel housing engine dengan
diikat menggunakan bolt, pada kedua sisi sampingnya digunakan sebagai tempat
pemasangan rubber mounting terhadap chasis. Bagian dalam case digunakan tempat
pemasangan semua inner component (gear, bearing, shaft, etc). PTO case juga
sebagai tempat pemasangan hydraulic pump dan
bagian bawah case menampung oli yang digunakan untuk system
lubricatingnya.
2. Compensation Reservoir (PC3000-1)
Reservoir atau case pada bagian atas PTO housing (Driven gear No.3
pump) yang digunakan sebagai tempat pengisian sesuai dengan level olinya, dan
jika oli menyembur keluar melalui overflow pipe yang terletak pada bagian atas
case, dapat digunakan sebagai indikasi telah terjadi kebocoran oli dari
hydraulic pump.
3. Overflow Pipe (RH120E)
Pipa bengkok yang dipasang pada atas bagian bearing cover driven
gear shaft, dan digunakan untuk membuang oli dari dalam case, saat terjadi
kelebihan volume oil saat terjadi kebocoran seal shaft hydraulic pump (main,
swing & servo). Sehingga berfungsi sebagai indicator oil level pada masing
masing driven gear case.
4. Drive (main) Shaft
PC 1100.
main drive shaft salah satu sisi splinenya dihubungkan connection plate
(flywheel side), sedangkan sisi spline lainnya dihubungkan dengan drive gear.
Sehingga saat engine hidup dan flywheel berputar, main drive shaft & gear
juga berputar untuk memutarkan semua driven gear penggerak 2X Main pump, 1X
Swing Pump dan Triple gear pump.
RH120C. Main
drive shaft (gear drive shaft) dihubungkan dengan spline terhadap rubber
coupling shaft (flywheel side), main drive shaft ditumpu oleh bearing pada
kedua sisinya. Sehingga saat engine hidup dan flywheel berputar, main gear
drive shaft & juga berputar untuk memutarkan semua driven gear penggerak 2X
Main Pump, 1X Swing Pump dan Servo pump.
5. Breather Filter
Untuk
membebaskan pressure udara dalam case yang timbul karena panas, dibuang ke
udara luar dan mencegah terjadinya kevakuman dalam PTO case. Disamping itu,
untuk mencegah kotoran masuk ke dalam case, pada breather dipasang screen.
(wire mesh)
6. Oil Level Depth Stick
Berupa stick (PC1100 berbentuk pipih, RH120 bebentuk bulat) yang
dipasang pada case dan digunakan untuk mengetahui level oli lubricating dalam
case.
7. Spur Gear
Gear yang alur giginya lurus
(straight teeth) dan digunakan secara berpasangan untuk mereduksi putaran.
(spesifik pada RH120 ; spur gear = idler gear)
8. Filler Plug
Plug yang
dipasang pada bagian atas case dan dibuka saat pengisian oli ke dalam case.
8. Joint Shaft Flange (PC3000)
Dengan menggunakan GEISLINGER COUPLING yang merupakan perpaduan leaf
spring yang mempunyai sifat elastistis tinggi dengan kemampuan alir dan
kekentalan oli akan menimbulkan efek peredam getaran, sehingga menghilangkan
torsional & twisting force yang terjadi karena perubahan torque dan speed
engine dengan lebih effektif.
9. Coupling & Hub (RH120)
Coupling terdiri dari 2 buah ring yang dihubungkan dengan engine
flywheel menggunakan bolt, didalam ring terdapat 2 buah element rubber coupling
yand diikat dengan bolt terhadap hub. Sehingga coupling dapat meneruskan putaran dan tenaga engine ke
PTO, serta meredam getaran & beban puntir (torsional & twisting force)
yang terjadi karena perubahan torque engine.
10. Connection plate & hub (PC series)
Suatu plate yang dipasang
pada flywheel dengan menggunakan bolt , pada bagian hub mempunyai inner spline
sebagai penghubung dan kedudukan input shaft PTO, sehingga saat engine hidup,
putaran engine dapat diteruskan ke PTO.
11. Lubrication Piping
Hose dan tube yang digunakan pada system lubricating PTO untuk
melumasi semua bagian bearing dan gear.
12. Nozzle for Lubrication
Nozzle yang digunakan untuk menyemprotkan oli lubricating yang
dihasilkan oleh lubricating pump ke bagian bearing dan gear untuk melumasi dan
mendinginkan komponen.
13. Drive Shaft Housing
Housing tempat pemasangan dan sebagai
tumpuan bearing drive shaft.
14. Relief Valve Lubricating PTO (PC3000)
Relief valve pilot poppet with main valve type yang digunakan untuk
membatasi maksimal pressure (7.5 bar) dalam system PTO lubricating.
15. Lubricating
pump
Hydraulic
pump type Gear yang dipasang pada case PTO, sehingga saat engine hidup,
lubricating pump akan menghisap oli dari bagian bawah case dan dialirkan menuju
devider block melalui piping (PC series), yang selanjutnya dibagi kesemua
bagian (bearing dan gear) yang membutuhkan pelumasan.
16. Strainer (
PC series)
Low
pressure filter yang dipasang antara case dengan sisi suction lubricating pump,
sehingga berfungsi untuk menyaring oli agar kotoran (gram) tidak masuk ke pump
dan system lubricating.
17. Rubber
mounting
Rubber
yang dipasang sebagai dudukan engine dan PTO (SB) pada frame, yang berfungsi
untuk meredam getaran yang terjadi pada engine atau frame, sehingga tidak
saling mempengaruhi.
18. Drain plug
Plug yang
dipasang pada bagian case dan berfungsi untuk membuang oli pada saat plug
dibuka. Dan biasanya pada
ujung plug bermagnet, sehingga gram yang terjadi karena keausan dapat menempel.
II. TECHNICAL TERMINOLOGI
1. Preload
Beban
awal yang sengaja diberikan untuk menentukan clearance antara inner dan outer
race pada cone (taper) bearing.
2. Bending
Kebengkokan
suatu shaft terhadap garis tengahnya, yang disebabkan tidak meratanya beban
terhadap tumpuan shaft, atau adanya beban abnormal yang berlebihan.
3. Repair
limit
Batas
ukuran dari suatu komponen yang mengalami perubahan ukuran karena keausan, jika
telah mencapai repair limit, maka komponen harus diganti agar komponen masih
dapat direpair dan kerusakan tidak semakin parah.
4. Chipping
Kerusakan
yang terjadi pada permukaan komponen yang disebabkan benturan sehingga rompal.
5. Pitting
(bearing)
Kerusakan
berupa bopeng kecil yang terjadi pada permukaan race atau roller bearing yang disebabkan
rolling fatique atau pemakaian secara terus menerus. Pada tahap selanjutnya
pitting akan menyebabkan terjadinya Flacking
6. Scratch
Kerusakan
pada permukaan komponen berupa baret atau goresan yang biasanya memanjang atau
melingkar yang disebabkan gesekan yang berlebihan karena kurang pelumasan atau
ada material asing yang terjepit diantara dua komponen yang bergerak.
7. Crack
Kerusakan
pada komponen berupa keretakan yang disebabkan material fatique, overload,
overheat, benturan, dsb.
8. Twist
Kerusakan
pada suatu shaft yang terpuntir karena kedua ujung shaft tidak sama putarannya
karena salah satu ujung shaft jammed atau mendapat beban yang berlebihan.
9. Gear ratio
Hasil dari
pembagian (perbandingan) jumlah teeth gear driven dengan jumlah teeth gear
drive.
10. Speed ratio
Hasil dari
pembagian (perbandingan) jumlah putaran output dengan jumlah putaran input.
11. Smearing
Gejala
kerusakan pada permukaan roller bearing dimana sebagian permukaan mengalami
keausan abnormal (seizure), hal ini disebabkan tidak meratanya pelumasan.
12. Backlash
Clearance antara dua buah teeth gear yang saling berhubungan.
13. Static
Sealing
O-ring
yang dipasang diantara cover dengan housing dan dipasang bolt, sehingga
mencegah kebocoran dari celah antara cover dengan housing.
14. Radial Seal
ring
Seal yang
dipasang pada shaft yang berputar, sehingga seal mendapat beban radial dan
untuk mencegah terjadinya kebocoran oli, pada seal terdapat Lips (single atau
double) dan spring untuk merapatkan bidang kontak terhadap permukaan shaft.
15. Endplay of
crankshaft
Gerak bebas
(maju mundur) crankshaft (flywheel) searah sumbu (axial).
16. Runout of
flywheel
Penyimpangan putaran dari titik tengahnya
(pengukuran dengan cara diputar)
17. Forced
lubricating
Sistem pelumasan bearing dengan
mengalirkan flow oli dari lubricating pump.
18. Discoloration
Kerusakan pada komponen yang berupa perubahan warna pada
permukaan komponen yang dapat disebabkan karena, overheat , kurangnya
pelumasan, overload.
19. Torque methode
Metode urutan pengencangan bolt case atau cover (keliling)
dengan cara saling menyilang, dengan tujuan meratakan kerapatan antara dua
permukaan.
III. TOOL
1. Magnetic
base
Alat
sebagai tempat kedudukan pemasangan dial gauge, agar tidak mudah bergeser atau
bergerak, karena terdapat magnet dibagian bawahnya.
2. Torque wrench
Alat yang
digunakan untuk mengencangkan bolt atau nut sesuai dengan standart torquenya.
Satuan : kgm,
Nm, lbfeet
3. Vernier caliper
Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter
dalam, panjang, ketebalan, kedalaman lubang pada suatu komponen.
Satuan : mm (0.05), inchi (1/128)
4. Dial gauge
Alat
yang digunakan untuk mengukur endplay,
runout, faceout, backlash, protusion, diameter dalam (bore gauge).
Satuan : 0.001
mm
5. Colour checker
Cairan (liquid) yang disemprotkan pada permukaan komponen untuk
mengetahui keretakan yang terjadi. Biasanya satu set
terdiri dari 3 warna : transparan (cleaner), putih (penetran), merah .
6. Lifting
chain
Rantai
yang digunakan untuk mengangkat komponen pada penggunaanya ujung rantai
dipasang hock.
Satuan :
kg, ton
7. Heat gun
(surface thermometer)
Alat yang
digunakan untuk mengukur temperature permukaan suatu komponen.
8. Push-pull
scale, tool
Alat untuk
mengukur pre-load, operating force
dan dapat digunakan untuk adjustment belt tension
Satuan : kg
9. Snap Ring Plier
Alat yang
digunakan untuk melepas atau memasang circlip atau snap spring. Dalam penggunaanya disesuaikan dengan
typenya : internal atau external snap ring.
IV. ASSEMBLY & DIASSEMBLY
(lihat
prosedur di shop manual atau Q/A)
V. INSPECTION – MEASUREMENT
Note : Item
measurement harus berdasarkan Maintenance Standart (manual specification) dan Quality Assurance)
1. Compensation reservoir
Visual check : Crack, discoloration, threads condition, oil
lubrication line & port
Measurement : ?
2. Overflow pipe
Visual check : Crack, thread condition, clogged
3. Drive shaft
Visual check : Crack, discoloration, scratch, pitting, spline
condition, etc
Measurement : Diameter seat of bearing, backlash of spline,
backlash of teeth
4. Pipe bend ?????
5. Depth stick
Visual check : Crack, broken, bending, thread condition (nut
section)
6. Spur gear
Visual check : Crack, discoloration, scratch, pitting, spline
condition, etc
Measurement : Diameter seat of bearing, backlash of teeth
7. Filler plug
Visual check : Thread condition, O-ring
8. Joint shaft flange
Visual check : Crack, discoloration, pitting, spline
condition, thread condition, etc
Measurement : Elasticity of leaf spring, Diameter seat of
seal, etc
9. Lubricating piping
Visual check : Crack, clogged
10. Nozzle for lubrication
Visual check : Crack, clogged
11. Drive shaft housing
Visual check : Crack, discoloration, scratch, seizure
Measurement : Diameter seat of bearing
12. Drive gear
Visual check : Crack, discoloration, scratch, pitting, spline
condition, etc
Measurement : Diameter seat of bearing, backlash of teeth
13. Relief valve lubricating
Visual check : Crack, scratch, pitting,
Measurement : spring performance (installed length, free
length) square of spring, spring pitch
VI. PART RECOMMENDATION
1. PNPB
(Publication Number of Part Book)
Suatu
angka yang tertera pada cover part book yang menunjukkan aplikasi part book
tersebut sesuai dengan Serial Number dan Tipe Unit.
2. SPO
(Standard Part Overhaul)
Daftar part
yang dibutuhkan untuk overhaul normal sesuai umur yang direkomendasikan factory,
dengan kondisi tidak terjadi kerusakan abnormal pada komponen.
APL (Application Part List) (Remove & Install)
Daftar part yang dibutuhkan untuk Remove dan Install komponen sesuai umur yang direkomendasikan factory,
dengan kondisi tidak terjadi kerusakan abnormal.
3. PSN (Part
& Service News)
Informasi
dari factory berupa brosur atau leaflet yang berisikan modifikasi atau
improvement pada komponen, system atau technical instruction (Prosedur Repair,
Testing Adjusting) dengan tujuan untuk meningkatkan performance atau
memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Setiap PSN hanya berlaku untuk Serial
Number tertentu yang sesuai.
4. Kode kode
pada part book (symbol)
Kode dari
factory berupa angka dan huruf, sedangkan symbol berupa gambar yang ditunjukkan
pada part book, dengan tujuan untuk mempermudah proses pemilihan part yang akan
diorder, sehingga dapat mencegah kesalahan order atau double order (karena
komponen ass"y dan separated diorder secara bersamaan). Dan juga mempermudah pencarian komponen
yang berkaitan atau saling berhubungan.
5. Reusable part
Part yang masih dapat digunakan lagi setelah dilakukan visual
check dengan membandingkan dengan reusable book, dan hasil pengukuran masih
dalam range yang diijinkan sesuai maintenance standart atau Quality Assurance.
6. Quality Assurance
Prosedur dan urutan langkah kerja yang harus dilakukan saat
melakukan suatu pekerjaan Overhaul atau Remove Install, dimana didalamnya
terdapat Critical Point dan Item Measurement yang harus diperhatikan dan
dilakukan, sehingga dapat mencegah Redo ataupun premature damage
7. Job Schedule Sheet
Suatu rencana urutan pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan
estimasi waktu pengerjaan, sehingga progress atau tingkat penyelesaian satu
tahap pekerjaan dapat diketahui, dengan demikian kendala selama tahap
pengerjaan dapat diminimalkan.
8. Panduan Kwalitas Kerja
Suatu buku panduan kerja yang disusun berdasarkan pengalaman
yang pernah dilakukan, sehingga didapatkan cara penanganan suatu pekerjaan dengan
lebih efektif dan efesien.
VI. TESTING AND ADJUSTING (untuk detail lihat shop
manual)
1. Adjustment
of Lubricating Pressure PTO (PC3000)
Kondisi
pengukuran : oil temperature 50o – 60oC
Oil
level Lo-Hi
Setting
: 7.5 bar
Troubleshooting
1. Un-usual
Noise pada PTO
- Abnormal worn out (bearing)
- Low oil pressure & oil level
- Backlash lo large
- etc
2. Putaran
Input Berat
- Bearing main drive shaft jammed
3. Oil Leaks
From PTO
- O-ring (static seal) damage
- Tube & hose crack or broken
- Housing crack, etc
4. PTO Over
Heat
- Oil level too high (saat filling atau
terjadi kebocoran pada seal hydraulic pump)
- Oil level too low
Posting Komentar